Rindu Pak Harto, Petani Kunjungi Museum HM Soeharto

YOGYAKARTA – Dalam sehari, Kamis (16/1), tercatat 300 orang mengunjungi Museum HM Soeharto. Mereka adalah pelajar, mulai dari siswa taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah pertama, serta sejumlah petani dari gabungan kelompok tani (Gapoktan) Klaten, Jawa Tengah, yang mengaku merindukan Presiden Soeharto.
Sebanyak 300 pengunjung tersebut datang hampir berurutan, sejak pagi. Dimulai dari kedatangan rombongan pelajar SMP Lazuardi Al Falah, Klaten, Jawa Tengah, yang bersamaan datangnya dengan rombongan siswa SD Negeri Magersari 2, Kota Magelang, Jawa Tengah.
Kemudian rombongan dari TK ABA Delingsari, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta, dan siang harinya menyusul Gapoktan IV Desa Kebondalem Lor, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.

Wisatawan dari berbagai kalangan tingkatan pendidikan dan kelompok tani ini berkunjung untuk lebih mengenal dan mengenang Bapak Pembangunan Nasional, HM Soeharto. Kedatangan mereka disambut oleh kepala museum, Gatot Nugroho, didampingi oleh edukator museum, Maryanti dan Kaka.
Ratusan siswa tampak semangat mempelajari sejarah Presiden ke-2 RI, tersebut. Sementara, sejumlah petani tampak sekali merindukan sosok pemimpin yang peduli kepada ketahanan pangan dan nasib petani.
Seperti agenda kunjungan lainnya, program pertama dari museum untuk pelajar adalah menyanyikan lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’, agar para pelajar bangga menjadi anak Indonesia dan meningkatkan jiwa nasionalisme mereka. Kemudian pemutaran film hiburan pendopo utama.

Setelah itu, edukator menjelaskan sejarah pendirian museum dan sejarah HM Soeharto. Sesudah itu, ditayangkan fim autobiografi HM Soeharto, dan diprsilakan memasuki ruang diorama, dan berkeliling museum, melihat petilasan tempat lahirnya Bapak Bangsa, sekaligus menengok sumur tua peninggalan, Eyang Atmo Sudiro, kakek HM Soeharto.
Sejumlah petani dari Gapoktan Kebondalem, Klaten, menyampaikan kesannya yang mendalam, dengan produktivitas pertanian yang tinggi pada zaman Presiden Soeharto, juga berkembangnya koperasi di Indonesia dalam wadah Koperasi Unit Desa, yang sangat mendukung tumbuh dan berkembangnya pembangunan pertanian di Indonesia, masa itu. (Pewarta: Gatot Nugroho)
